Promosi KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
Denpasar-BKKBN Bali
Dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman provider terkait pelayanan KB pasca Persalinan dan keguguran, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menggelar kegiatan Promosi KB Pasca Persalinan dan keguguran di Denpasar, pada Jumat, (22/2) kemarin. Kegiatan dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana didampingi Plt. Kabid KBKR.
Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentanan menyatakan bahwa Isu strategis kesehatan reproduksi yang perlu diperhatikan saat ini antara lain; angka kematian ibu perlu diturunkan, angka kematian bayi juga perlu diturunkan. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas.
Salah satu faktor memberikan dampak pada peningkatan Angka Kematian Ibu adalah risiko 4 Terlalu (Terlalu muda melahirkan dibawah usia 21 tahun, Terlalu tua melahirkan diatas 35 tahun, Terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 3 tahun dan Terlalu banyak jumlah anak lebih dari 2).
“KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu setelah melahirkan, sedangkan KB Pasca Keguguran merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi setelah mengalami keguguran sampai dengan kurun waktu 14 hari” ujar Catur Sentana.
Lebih lanjut Catur Sentana menyampaikan bahwa peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak dengan tenaga kesehatan. “Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu setelah melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi” ujar Catur Sentana
Catur Sentana berharap, pada pertemuan yang sangat strategis dengan melibatkan berbagai mitra terkait, nantinya dapat memberikan dukungan pelaksanaan promosi dan konseling KB PP dan PK di berbagai tingkatan baik di Provinsi maupun Kabupaten /Kota. Melalui berbagai layanan utama dalam pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi.
Sementara Wakil Ketua IBI Provinsi Bali, Ni Ketut Nuriasih, yang menjadi peserta pertemuan menyampaikan bahwa antusias masyarakat (ibu-ibu) dalam menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan semakin besar. Hal ini karena makin banyaknya permintaan menggunakan alat kontrasepsi, terutama setelah melahirkan di praktek Bidannya.
“Saya harapkan makin banyak bidan-bidan praktek di provinsi Bali yang memberikan penyuluhan KB Pasca salin, sehingga dapat meningkatkan kesertaan KB” ujarnya.