Evaluasi Kampung KB
Denpasar, BKKBN Bali
Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Januari 2016, Kampung KB terus tumbuh pesat. Semangat membentuk dan mendirikan Kampung KB di seluruh Nusantara telah menghasilkan ratusan Kampung KB.
Provinsi Bali sendiri, setelah pencanangan Kampung KB pada awal tahun 2016 lalu, di tahun 2017 sudah terbentuk 64 kampung KB dari 57 kampung KB yang ditargetkan. Dan di tahun 2018 sudah terbentuk 121 kampung KB. Kampung KB ini tersebar di seluruh kecamatan di provinsi Bali.
Kampung KB merupakan program inovatif yang strategis dalam mensosialisasikan program KKBPK secara menyeluruh di lapangan. Di mana Kampung KB ini diharapkan menjadi “senjata baru” pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, terutama di wilayah-wilayah kumuh, miskin, terpencil dan tingkat kepadatan penduduk tinggi.
Demikian beberapa hal yang disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana pada saat membuka kegiatan Monitoring dan Evaluasi terpadu Kampung KB dengan mitra Kerja di Denpasar, Kamis (21/3) kemarin.
“Kampung KB diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan dengan melibatkan seluruh lintas sektor dalam penggarapan permasalahan masyarakat. Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara soal membatasi ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam pembangunan. Integrasi lintas sektor berupa pelayanan terpadu antar sektor yang menjadi kebutuhan masyarakat, seperti pelayanan KB, pelayanan pembuatan akta, pembangungan jalan dan jembatan, pembuatan ktp, pendiaan buku-buku bacaan, posyandu, PAUD” Ujarnya.
Lebih lanjut, Catur Sentana berharap kedepan ada peningkatan keikutsertaan Peserta KB dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di wilayah kampong KB.Selain itu, dalam Kampung KB juga harus beberapa penunjang seperti memiliki rumah dataku, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR), PiK Remaja, Posyandu Balita, dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).