Pertemuan Pemanfaatan Data Profil (Parameter dan Proyeksi) Program KKBPK

BKKBN Bali, Denpasar

Perwakilan Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali menggelar Pertemuan Pemanfaatan Data Profil (Parameter dan Proyeksi) Program KKBPK sebagai input perumusan Kebijakan dan Strategis Perencanaan Pembangunan Daerah tk. Provinsi.

Kegiatan Pertemuan dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana  di Ruang Wacika Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Denpasar pada Senin (1/4/2019).

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana menyampaikan bahwa selama ini urusan penduduk kurang menarik bagi sebahagian pihak, tetapi kegiatan kali ini mengangkat isu-isu kependudukan, sehingga akan lebih menarik. Sebab, semua pemangku kepentingan akan dilibatkan dalam merumuskan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) untuk beberapa tahun kedepan.

“Kalau membicarakan GDPK maka penduduk menjadi lebih prioritas lagi di sebuah daerah, karena program kependudukan tidak saja tugas BKKBN, tetapi semua pihak. Makanya dibuat menjadi lebih menarik, agar menjadi prioritas dalam pembangunan,” jelasnya.

Dikatakan, ada lima sektor dalam hal penanganan penduduk, sehingga akan dirumuskan semuanya menjadi terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencara Strategis (Renstra) di semua jajaran pemerintahan, baik provinsi maupun kabupaten/kota.

“Hasil rumusan kebijakan ini nantinya sebagai masukan kepada pemerintah untuk dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Sebab, kalau masuk maka penduduk menjadi penting dalam hal sumber dan objek pembangunan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Catur Sentana berharap melalui kegiatan workshop ini, akan mendapat masukan dari berbagai mitra kerja, kemudian melakukan kajian –kajian tentang dampak kependudukan terhadap pembangunan dari mulai sosial, ekonomi, budaya dan pertahanan keamanan.

Sejumlah mitra kerja diajak dalam merumuskan kebijakan pengendalian penduduk, karena masalah kependudukan sangat berpengaruh terhadap pembangunan oleh karena itu harus dilakukan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak-dampaknya.

“Karena penduduk yang banyak jika tidak dibarengi Sumber Daya Manusia berkualitas maka berakibat fatal. Oleh karena itu merumuskan kebijakan kependudukan sangat penting, melakukan persiapan untuk menghadapi bonus demografi agar para usia produkstif SDM berkualitas, jika sebaliknya usia produktif yang banyak tidak berkualitas maka akan menjadi bencana, berbagai permasalahan ekonomi, sosial, keamanan, sandang dan pangan akan muncul,” katanya.

Sementara menurut Kasi Kependudukan Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Bali, Ketut Mondai The And, Sst.  berharap bahwa data-data yang sudah dikeluarkan oleh BPS melalui survey dapat dimanfaatkan oleh pengelola kepentingan dan pemegang kebijakan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

“Saya berharap mitra kerja dapat memanfaatkan data-data ini di daerahnya masing-masing sehingga bisa ikut berkontribusi dalam penggarapan masalah kependudukan di provinsi Bali demi mewujudkan Bali yang sejahtera”, ujarnya.