Sinkronisasi dan Koordinasi Bidang Operasional Advokasi dan KIE
Badung, BKKBN Bali
Dalam rangka meningkatkan komitmen para pengelola Advokasi dan KIE, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menggelar kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Bidang Operasional Advokasi dan KIE di Hotel Souverign, Kuta Bali pada tanggal 8-10 April 2019.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana berkesempatan hadir untuk memberikan sambutan kepada para peserta pertemuan. Dalam kegiatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menyampaikan bahwa saat ini penggarapan program KKBPK di Provinsi Bali sedang menghadapi tantangan yang cukup berat. Adanya kepentingan dalam hal pelestarian budaya, mengakibatkan design Advokasi dan KIE program KKBPK di Provinsi Bali harus disesuaikan.
“”Saat ini design Advokasi sudah dikembangkan ke semboyan Keluarga Berkualitas. Bagaimana menerapkan perencanaan keluarga melalui pendekatan siklus hidup dan kesehatan reproduksi. Itu yang kami kembangkan di Bali, tidak lagi dengan kampanye 2 anak cukup” Ujar Catur Sentana.
TFR Bali saat ini sudah ideal, menurut SDKI 2017 mencapai 2,1, di mana di tingkat nasional angka ini merupakan angka terendah dan bersaing dengan Jatim.
“Hal ini merupakan hasil dari kerja keras semua pengelola program di provinsi Bali, termasuk seluruh pemangku kebijakan, mitra kerja dan stakeholder” ujarnya.
Sementara Diretur Advokasi dan KIE, Sugiyono menyampaikan bahwa Advokasi dan KIE itu bersifat fleksible, yang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada di daerah. Program Keluarga Berencana (KB) jangan diidentikkan dengan alat kontrasepsi yang memaksa pasutri untuk membatasi hanya memiliki dua anak. Program KB telah direvitalisasi dengan tagline, kalau terencana semua lebih mudah. Terkait dengan hal itu, Sugiono berharap masyarakat memperoleh pemahaman yang benar tentang program KB. “Prinsip dari program ini adalah keluarga yang terencana. Mulai dari perencanaan pernikahan hingga kelahiran anak dan jumlah anak. Kalau terencana, semuanya lebih mudah,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan Direktorat Advokasi dan KIE yang berjumlah 30 orang.