Cegah Stunting, BKKBN gelar Peningkatan Kapasitas bagi Pengelola Program Pro-PN
Denpasar, BKKBN Bali
Dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pengelola program KKBPK terkait tentang Pengasuhan 1000 HPK untuk pencegahan stunting, Perwakian Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Pengelola Pro-PN (Proyek Prioritas Nasional) di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar pada Senin (20/5) lalu.
Kegiatan Proyek Prioritas Nasional (Pro – PN) dan KIE 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah proyek yang dilaksanakan dalam rangka untuk pencegahan dan penanggulangan stunting, di mana proyek ini masuk dalam kegiatan utama pemerintah. Ada 10 Kementrian Lembaga yang mengurusi permasalahan stunting dan BKKBN masuk kedalam bagian untuk pencegahan stunting tersebut.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Catur Sentana pada saat membuka kegiatan pertemuan. Lebih lanjut Catur Sentana menyampaikan bahwa Provinsi Bali sejak tahun 2018 yang lalu terdapat 2 daerah yang ditetapkan oleh Bappenas Republik Indonesia sebagai daerah rawan stunting yaitu Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Buleleng.
Faktor penyebab stunting adalah faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun balita, tetapi juga praktek pengasuhan yang kurang baik: Ujarnya.
“Bisa saja karena orangtua tak memperhatikan gizi selama masa kandungan maupun setelah melahirkan. Atau orangtua yang tidak memperhatikan bayi dengan seksama pasca melahirkan karena kesibukan mencari nafkah. Maka dari itu Pola Asuh dirubah disaat 1000 hari pertama kehidupan.Perhatikan gizi bayi saat sebelum maupun sesudah melahirkan,”ujar Catur Sentana.
Untuk itu Catur Sentana berharap seluruh pengelola program, dari tingkat Desa sampai di tingkat provinsi secara bersama-sama melakukan sosialisasi terkait pencegahan dini Stunting. Salah satu langkah yang bias diambil BKKBN adalah melalui program Bina Keluarga Balita (BKB).
“Kegiatan BKB selainmembina tumbuh kembang anak melalui pola asuh, juga bertujuan untuk pembinaan karakter anak sejak dini” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Gianyar, Cok Bagus Lesmana Trisnu mengatakan bahwa dengan ditetapkannya Gianyar sebagai salah satu wilayah yang menjadi lokus Stunting, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah untuk menangani hal tersebut dan juga sudah melakukan upaya pencegahan, sehingga ke depannya masalah stunting bisa dikurangi.
“Langkah yang kami ambil selaku Dinas P3AP2KB adalah mengintensifkan kegiatan Bina Keluarga Balita, di mana wadah tersebut merupakan tempat bagi orang tua untuk mendapatkan informasi mengenai pola asuh anak yang tepat. Selain itu juga kami melakukan pendekatan melalui remaja, dengan memberikan informasi mengenai Kesehatan Reproduksi remaja, sehingga remaja tidak terjerumus ke dalam Pernikahan Muda” Ujarnya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari dengan jumlah peserta 60 orang yang terdiri dari OPD-KB Kabupaten/Kota, Dinkes, PKB/PLKB, Kader BKB dan mitra kerja terkait.