Rencana Aksi dan Intervensi Solusi Strategis

DENPASAR- Dalam rangka menindaklanjuti seminar hasil analisis dampak kependudukan tingkat Provinsi, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali mengadakan pertemuan rencana aksi dan intervensi solusi strategis pada Kamis (10/10) di Ruang Wacika Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.

Dalam pertemuan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa jumlah penduduk Provinsi Bali saat ini diperkirakan telah mencapai 4,2 juta orang . Pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat tentunya akan memberikan berbagai dampak. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi modal dasar pembangunan. Namun berbeda jika jumlah penduduk besar tetapi tidak diikuti dengan kualitas yang tinggi tentunya akan menjadi beban pembangunan .

Catur Sentana, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menyampaikan bahwa salah satu upaya dalam mengatasi dan mengendalikan dampak kependudukan yang akan terjadi di kemudian hari adalah dengan melakukan analisis dampak kependudukan.

“Analisis dampak kependudukan ini dilakukan sebagai upaya dalam mengatasi dampak kependudukan dengan menilai hubungan timbal balik dan mekanisme hubungan antara masalah kependudukan dan berbagai aspek pembangunan” Jelasnya

Beliau menambahkan bahwa hasil dari analisis dampak kependudukan yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai dasar perbaikan dan pengembangan kebijakan dan program pembangunan ke depan .

“Hasil analisis ini hendaknya dimanfaatkan dan ditindaklanjuti dengan rintisan model solusi strategis dampak kependudukan dan berdasarkan analisis tersebut, diharapkan dapat dirumuskan dan ditetapkan model solusi strategis sehingga dapat mewujudkan rencana aksi dalam berbagai bentuk program pembangunan,” tambahnya.

Di sisi lain, dr. desak putu yuli kurniati selaku tim peneliti CPHI FK UNUD menambahkan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan, terkait isu KB Krama Bali yang sedang hangat, saat ini banyak masyarakat yang masih salah kaprah sehingga dengan kajian ini diharapkan peran lini dari masyarakat juga ikut membantu dalam hal menyamakan persepsi  .

“ Sebenarnya program KB Krama Bali ini sudah sangat baik, karena tujuannya untuk mewujudkan keluarga yang unggul sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul pula. Namun, masyarakat terlalu fokus ke jumlahnya bukan pada tujuannya yaitu kualitas. Sehingga kita perlu memberikan pemahaman untuk meluruskan dengan bantuan dari berbagai tokoh masyarakat. Hal ini tentunya yang menjadi harapan kita dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya”, Ujarnya.

Kajian ini dihadiri oleh beberapa peserta yang terdiri dari perwakilan OPD-KB Kab/Kota se Bali, PHDI Kab/Kota se Bali dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Kab/Kota se Bali. Selain itu, kegiatan ini juga dilanjutkan dengan pemberian beberapa materi untuk para peserta.