BKKBN Bali gelar Sosialisasi 7 Dimensi Lansia Tangguh

Denpasar, BKKBN Bali

Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia), menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut BPS, populasi lansia di Indonesia di tahun 2018 berjumlah 24,49 juta jiwa atau 9,27 persen dari total penduduk.

Besarnya jumlah Lansia, tentu akan memberikan dampak positif dan negatif. Dikatakan positif jika lansia ada dalam keadaan, sehat, mandiri dan produktif serta dapat berkontribusi yang positif bagi lingkungan dan masyarakat. Namun sebaliknya akan menjadi beban, apabila lansia memiliki berbagai permasalahan kesehatan, ekonomi, sosial dan lingkungan.

Berbagai upaya harus dipersiapkan oleh lansia itu sendiri maupun keluarga agar nantinya menjadi lansia yang tangguh dan produktif, dan salah satu kepedulian Perwakilan BKKBN Bali sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk meningkatkan pembangunan keluarga, maka dilaksanakan kegiatan Sosialisasi 7 (tujuh) Dimensi Lansia Tangguh pada Selasa, (28/7) di Denpasar.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi seluruh peserta yang terdiri dari pengelola Bina Keluarga Lansia diantaranya PKB, OPD-KB dan juga kader BKL di seluruh kabupaten/kota se-Bali.

Dalam arahannya, Kepala Perwakilan BKKBN Provinai Bali, Drs. Agus. P. Proklamasi, M.M., menegaskan bahwa untuk memasuki masa lansia, keluarga perlu mempersiapkan pra lansia agar nantinya menjadi lansia yang sehat, aktif, mandiri, produktif yang tangguh lewat kegiatan kelompok bina keluarga lansia (BKL).

“BKL merupakan wadah pembinaan bagi keluarga yang mempunyai lansia yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga yang memiliki lansia,dan lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia” Ujarnya.

Agus Proklamasi menambahkan bahwa dalam rangka mempersiapkan para lansia,  BKKBN senantiasa melakukan pembinaan bagi kader-kadernya di lapangan, termasuk kader BKL dengan materi 7 dimensi lansia unggul untuk  menciptakan Lansia yang tangguh dan mandiri.

“Sekarang kita sosialisasikan 7 dimensi bagi terwujudnya lansia tangguh, yaitu dimensi spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, professional dan vokasional, serta lingkungan. Dan semoga dengan kegiatan ini, para kader dapat lebih aktif lagi membina kelompok BKL di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan penghargaan kepada IMP terbaik pada Pelayanan KB Sejuta Akseptor tingkat Provinsi Bali pada Perigatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 27 pada 29 Juni lalu. Penghargaan IMP Terbaik pertama diberikan kepada Ni Wayan Margiani (Kabupaten Badung), IMP Terbaik Kedua diberikan kepada I Wayan Arya Prayapati (Kota Denpasar) dan IMP Terbaik Ketiga diraih oleh Budi Sastrawan (Kabupaten Karangasem).