Fokus turunkan angka Stunting, Buleleng Dukung Program Bangga Kencana BKKBN
Pemerintah Kabupaten ( Pemkab) Buleleng mendukung penuh Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“ Dukungan penuh diberikan Pemkab Buleleng dengan tujuan untuk fokus untuk menurunkan angka Stunting yang saat ini terjadi di Kabupaten Buleleng,” kata Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra saat menerima audiensi dari Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali dr. Luh Gede Sukardiasih, M.For Mars di Ruang Kerjanya, Selasa (2/11).
Program Bangga Kencana ini, kata Wabup Sutjidra diawali dengan pendataan keluarga, agar Pemkab Buleleng mengetahui secara jelas sasaran yang harus diintervensi dengan program dan kegiatan-kegiatan yang produktif bagi generasi muda.
Lebih lanjut, Wabup Sutjidra mengungkapkan bahwa sejauh ini sudah ada beberapa program Bangga Kencana yang sudah dilakukan oleh Pemkab Buleleng, salah satunya adalah pendirian kampung-kampung Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabupaten Buleleng.”Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu adalah kampung KB. Kampung KB di Kabupaten Buleleng sudah ada 22 kampung KB, itulah yang menjadi percontohan Bangga Kencana,” ujarnya.
Selain itu, dirinya menyebutkan bahwa program lain yang sudah berjalan di Kabupaten Buleleng dalam rangka mendukung program Bangga Kencana adalah pengendalian laju pertumbuhan jumlah penduduk.” Pelaksanaan Program Bangga Kencana khususnya berkaitan dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk sudah berjalan bahkan sudah terkendali,” kata Wabup Sutjidra
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Bali Ni Luh Gede Sukardiasih menjelaskan Program Bangga Kencana tahun 2021 fokus untuk menurunkan angka stunting. Hal ini dikarenakan Stunting berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.“ Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting berada pada 27,67 persen pada tahun 2019,” imbuhnya
Selaku Kepala Perwakilan BKKBN Bali, Dalam mengatasi stunting dirinya memerlukan dukungan dari dari semua pihak. Mulai dari tenaga PKB/PLKB dan kader yang tersebar di Provinsi Bali khususnya Kader-kader yang tersebar di Buleleng. “ PLKB nantinya akan menjalankan pendampingan kepada keluarga dan calon pasangan usia subur sebelum proses kehamilan. contohnya mendorong calon pengantin agar mau melakukan pemeriksaan sebelum menikah dan hamil,” ucap Sukardiasih.
Disisi lain , BKKBN melakukan penanganan dari hulu ke hilir. Dimulai dari sebelum anak lahir, yakni saat para ibu atau pasangan usia subur merencanakan akan menikah, harus bersedia melakukan cek kesehatannya. Hal ini Banyak perempuan yang hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap sehingga kemungkinan anaknya bisa stunting.“ BKKBN sudah meluncurkan program siap nikah dan kedepannya calon pasangan usia subur atau calon pengantin harus mendaftarkan hari pernikahannya tiga bulan sebelumnya.Calon pengantin akan diminta untuk mengisi platform yang berisikan penilaian status gizi dan kesiapan untuk hamil guna mencegah stunting,” pungkas Sukardiasih Dalam kesempatan itu, Sukardiasih juga menyampaikan terkait Tim pendamping keluarga (TPK) yang merupakan salah satu upaya pemerintah, dalam hal ini BKKBN untuk mempercepat penurunan Stunting di Indonesia. TPK ini nantinya akan ada di seluruh desa dengan jumlah tim 3 orang (Bidan, TP. PKK dan kader BKB), di mana jumlah sasaran untuk Provinsi Bali 3.327, dan Kabupaten Buleleng sendiri sebanyak 610 TPK. akan dipenuhi sesuai target sebanyak 610.yang terdiri dari bidan, TP PKK desa, dan kader KB.