Direktur Poltekkes Berkunjung ke BKKBN Provinsi Bali Bahas Stunting

Permasalahan terhadap kasus stunting terus menjadi fokus utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sehingga dapat menurunkan kasus stunting di Indonesia menjadi 14% selama 4 tahun ke depan.

Stunting merupakan permasalahan kurangnya gizi kronis pada anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan yang diterima oleh tubuh dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan otak dan tinggi badan kurang dari normal.

Upaya percepatan penurunan stunting tidak hanya dilakukan dengan menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta tetapi juga mengikutsertakan perguruan tinggi. Diharapkan mahasiswa turut berkontribusi secara langsung dalam mengurangi stunting di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S menerima kunjungan Direktur Politeknik Kesehatan Denpasar (POLTEKKES), Dr. A. A. Ngurah Kusumajaya, SP., MPH bersama tim pada Jumat (10/12).

dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S mengatakan bahwa dalam pencegahan stunting ini diharapkan aktifnya peran mahasiswa di masyarakat. Hal ini dapat berjalan melalui pengabdian masyarakat di wilayah kampung keluarga berkualitas atau pembekalan materi tentang stunting di dalam kegiatan perkuliahan.

“Sangat tepat ketika mahasiswa dilibatkan secara langsung dalam penurunan stunting, karena mereka akan melaksanakan pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Secara langsung turun ke masyarakat sehingga dapat memberikan edukasi terkait stunting”, ucap dr. Luh De

Pada kesempatan yang sama, Dr. A. A. Ngurah Kusumajaya, SP., MPH mengatakan bahwa POLTEKKES Denpasar telah ikut serta dalam penurunan stunting melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, para peserta KKN dapat secara lansung mengedukasi dan melakukan pendampingan kepada masyarakat sesuai kompetensi masing-masing.

“Kami akan terus berupaya ikut serta dalam penurunan stunting ini, selain melalui program KKN pada jurusan kebidanan juga ada program pendampingan ibu hamil sampai bayi umur 42 hari dan hasil penelitian yang kami lakukan nantinya akan diberikan ke BKKBN Provinsi Bali sebagai informasi data”, jelasnya

dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S  berharap Poltekkes Denpasar terus memberi dukungan dan bekerjasama sehingga program-program dalam upaya penurunun stunting tetap berjalan dengan maksimal.

*) Advokasi dan KIE BKKBN Bali