Gianyar Berkomitmen Turunkan Angka Stunting

Gianyar, BKKBN Bali

Kabupaten Gianyar menjadi salah satu kabupaten yang berhasil menurunkan angka stunting dengan cukup signifikan. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar sebesar 40,9%. Hasil Riskesdas 2018, angka prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar sebesar 12,1%, dan tahun 2019 ini telah turun menjadi 6,42%. Ini menunjukkan telah terjadi penurunan secara signifikan kasus stunting pada balita di Kabupaten Gianyar.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kabupaten Bangli merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Bali 21,7% di tahun 2019, angka ini jauh di atas angka provinsi yang sudah mencapai 14,42%.

“Anak Pendek belum tentu Stunting, tetapi Anak Stunting pasti pendek.” Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih saat melakukan audiensi dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya di Gianyar, pada Rabu, 8/12

Berkaitan dengan Program penurunan stunting  ini, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang ada di setiap desa. TPK ini terdiri dari bidan/tenaga Kesehatan, kader PKK dan kader KB yang akan akan membantu keluarga yang berisiko stunting diantaranya Calon Pengantin, Ibu hamil, Ibu pasca salin dan keluarga yang mempunyai balita.

“Bayi stunting banyak terjadi karena faktor orang tua yang tidak siap di masa kehamilan, kurang asupan gizi baik pada ibu hamil maupun bayi yang sudah dilahirkan sehingga nantinya TPK ini akan memberikan pendampingan edukasi terkait stunting”, jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, nantinya TPK dapat memonitor dan melakukan pendampingan  keluarga yang beresiko stunting melalui aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil). ELSIMIL adalah sebuah aplikasi untuk skrining, edukasi dan pendampingan calon pengantin dalam mendeteksi factor resiko pada catin, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stunting.

Pada kesempatan tersebut, dr. Luh De juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang sudah diberikan pemerintah kabupaten Gianyar terkait tenaga penyuluh lapangan KB kontrak, penyediaan Balai Penyuluhan dan tetap mengawal program-program Bangga Kencana

Menanggapi hal tersebut, Made Gede Wisnu Wijaya menyampaikan  siap berkomitmen mendukung segala program Perwakilan BKKBN Provinsi Bali sebagai upaya pembangunan keluarga khususnya penurunan percepatan penurunan angka stunting.

“Kami tentunya akan selalu siap mendukung segala upaya penurunan angka stunting yang telah dijalankan oleh BKKBN.”, ucapnya

Pada kesempatan itu juga dr. Luh De melakukan kunjungan ke pelatihan TPK di kecamatan Ubud dan pendampingan edukasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja bersama koorinator lapangan se-kabupaten Gianyar.