IDAI dorong BKKBN Kembangkan Desa Percontohan Penanganan Stunting

Denpasar, BKKBN Bali

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S melakukan audiensi dengan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali, Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha, di RS. Sanglah pada Rabu (1/12).
Dalam pertemuan tersebut, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih didampingi dengan Koordinator Bidang Bidang ADPIN dan KBKR menyampaikan bahwa tugas BKKBN adalah mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
“Untuk provinsi Bali sendiri, penduduk tumbuh seimbang sudah tercapai dengan angka Total Fertility Rate 2,1 yang merupakan angka ideal, yang perlu kita tingkatkan adalah kualitas keluarga” Ujar Kepala Perwakilan BKKBN Bali yang akrab disapa dr. Luh De,
Berkaitan dengan peningkatan kualitas keluarga, tidak terlepas dari Stunting yang menjadi prioritas penanganan di Indonesia. Berdasarkan data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,7% dan tahun 2025 ditargetkan turun menjadi 14%.
“Untuk itu kami mohon dukungan dari IDAI terkait penurunan angka stunting” ujarnya.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronis pada balita yang terjadi pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan. Selain masalah gizi, stunting juga diakibatkan karena sanitasi dan lingkungan yang buruk, pola pengasuhan orang tua yang masih belum optimal.
“Nanti kami mohon dari IDAI bisa memberikan sosialisasi melalui pertemuan-pertemuan tentang pencegahan stunting melalui pengasuhan dan pemberian makanan bergizi bagi ibu hamil dan juga balita” tambah dr. Luh De.
Sementara Ketua IDAI Cabang Bali Dr. dr. I Gusti Lanang Sidiartha menyambut baik Program BKKBN Bali dan siap mendukung untuk bergerak bersama dalam percepatan penurunan Stunting. Pihaknya juga menyarankan agar BKKBN Bali membuat terobosan dengan pembentukan desa percontohan sebagai pilot project dalam penanganan stunting di Provinsi Bali.
“Buat desa percontohan, yang mana nanti di desa tersebut penanganan stunting sudah berjalan dengan baik,dari identifikasi keluarga resiko stunting, intervensi dan pencegahannya serta sistem rujukannya sudah berjualan” Ujarnya.