Orientasi Kader Tim Pendamping Keluarga Dilaksanakan di Seluruh Kab/Kota se-Bali
Denpasar – Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) merupakan upaya BKKBN dalam percepatan penurunan stunting di setap desa di Indonesia. TPK terdiri dari tiga unsur, yaitu bidang atau tenaga Kesehatan, Kader PKK dan kader Keluarga Berencana (KB) yang bertugas untuk memonitor dan melaporkan kasus stunting di wilayah masing-masing.
Selain itu, TPK akan memberikan edukasi atau melakukan pendampingan kepada keluarga yang berisiko stunting dan berfokus pada empat kelompok sasaran, yaitu calon pengantin/PUS, ibu hami, ibu pasca salin serta anak di usai 0-59 bulan atau dikenal dengan balita. Nantinya pendampingan tersebut dilakukan melalui sebuah aplikasi ELSIMIL, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stunting. ELSIMIL adalah sebuah aplikasi untuk skrining, edukasi dan pendampingan calon pengantin dalam mendeteksi factor resiko pada catin.
Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih M.For., M.A.R.S mengatakan bahwa sejumlah 3327 Tim Pendamping Keluarga yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Bali. Sebelum melaksanakan tugasnya TPK diberi pembekalan terlebih dahulu melalui orientasi kader TPK dalam rangka percepatan penurunan stunting di masing-masing kecamatan.
“ Pembekalan ini tentunya melibatkan semua anggota tim yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB/Kader Motivator KIA, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan TPK dan meningkatkan kepercayaan diri kader TPK dalam melakukan pendampingan pada kelompok sasaran” ucapnya
Orientasi Kader TPK ini dilaksanakan serentak pada tanggal 1 hingga 14 Desember 2021 dan dilaksanakan di masing-masing wilayah di seluruh Kabupaten/Kota se- Bali. Diharapkan dengan adanya orientasi ini, TPK dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.