Cok Ace Siap Bergerak untuk DUkung Percepatan Penurunan Stunting di Bali
Denpasar, BKKBN Bali
Wakil Gubernur Bali, Cok Ace siap mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali dalam melaksanakan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali.
Hal ini disampaikan Cok Ace saat menerima audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih beserta jajaran di Kantor Gubernur pada Rabu, 26/1.
Wakil Gubernur Bali siap berkomitmen dan menggerakkan jajarannya untuk bersama-sama bekerja dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali. Dengan terbentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat Provinsi sampai ke level desa, diharapkan dapat lebih intens dalam melakukan pembinaan untuk pencegahan stunting. Selain itu Cok Ace menegaskan untuk melakukan mapping, wilayah mana yang angka stuntingnya tinggi, sehingga lebih dokus dalam penggarapan.
“Buat mapping wilayah-wilayah dengan stunting tinggi dan identifikasi penyebabnya” Tegasnya.
Cok Ace juga menyampaikan agar sosialisasi dilakukan melalui pendekatan Yowana (Karang Taruna Banjar) dan beliau siap terjun langsung untuk memberikan sosialisasi pencegahan stunting, baik turun ke desa atau melalui Webinar.
“Silakan agendakan untuk melakuan kegiatan sosialisasi, saya siap turun langsung” Ujarnya.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali yang akrab disapa dr. Luh De menyampaikan bahwa kondisi angka
Stunting di Provinsi Bali sudah baik. Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa
prevalensi stunting di Bali tahun 2021 adalah paling rendah di Indonesia yaitu
sebesar 10,9%. Namun, Masih terdapat empat kabupaten/kota dengan prevalensi
diatas angka Provinsi bahkan diatas batas WHO yaitu 20%.
“ Kita berharap prevelensi Stunting yg masih
tinggi di Kab/Kota ini bisa segera turun, kalau bisa Provinsi Bali mencapai
“zero” kasus stunting. Kita masih harus terus berupaya menurunkan angka
stunting dengan strategi dan metode baru yang lebih kolaboratif dan
berkesinambungan mulai dari hulu hingga hilir,” jelas dr. Luh de
Saat
ini BKKBN telah melakukan berbagai inovasi dalam penangana Stunting, salah satu
nya melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap desa. TPK yang
terdiri dari Bidan/Tenaga Kesehatanm Kader PKK dan Kader KB akan mendampingi
keluarga-keluarga yang beresiko Stunting, di antaranya calon pengantin (Catin),
ibu hamil, ), ibu hamil dan menyusui
sampai dengan pasca salin, dan serta keluarga yang mempunya balita.
“Mereka (TPK) akan mengawal proses percepatan
penurunan stunting dari hulu, terutama dalam pencegahan, mulai dari proses
inkubasi hingga melakukan tindakan pencegahan lain dari faktor langsung
penyebab stunting,” ujar dr. Luh de
dr. Luh De berharap dengan dukungan komitmen dan peran Pemerintah Daerah, penurunan angka stunting ini dapat dicapai sesuai target menjadi 14% di tahun 2024 secara nasional dan di Bali sendiri menjadi Zero Stunting.
Hadr dalam audiensi tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Bali, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali beserta jajarannya. (AKIE)