BKKBN gelar Bakti sosial Pelayanan KB Gratis bersama Fak. Kedokteran Unud

Jembrana, BKKBN Bali

Dalam rangka menyiapkan SDM yang berkualitas untuk pelayanan KB, Perwakilan BKKBN bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana melaksanakan melaksanakan bhakti sosial pelayanan pelayanaan KB Gratis di Jembrana, pada Kamis, (7/4). Bhakti sosial ini dilaksanakan sebagai lanjutan pelatihan Pre Service Training telah diselenggarakan sebelumnya. 

Kepala Perwakikan BKKBN Provinsi Bali, dr. ni Luh Gede Sukardiasih yang hadir dan meninjau kegiatan tersebut menyampaikan bahwa perlu disiapkan tenaga-tenaga yang berkompeten dalam pelayanan KB, khususnya untuk pemasangan IUD dan Implant, mengingat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) terus mengalami peningkatan. 

“Penggunaan alat kontrasepsi bagi PUS sangat penting untuk mengatur jarak kelahiran, dan juga merupakan salah satu cara untuk pencegahan stunting” Ujarnya. 

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama (sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan), sejak dalam kandungan sampai bayi berusia 2 tahun. 

Lebih lanjut disampaikan dr. Luh De, pencegahan stunting dapat dilakukan melalui perencanaan keluarga, mulai dari calon pengantin sampai dengan perencanaan jumlah anak. 

“Dari remaja sudah harus direncanakan, kapan akan menikah dan berapa mau punya anak. Menikah yang ideal, minimal 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki” Ujarnya. 

Sebelum melaksanakan pernikahan, calon pengantin (Catin) juga diharapkan untuk melakukan pemeriksaan status gizi dan kesehatan agar terhindar dari resiko melahirkan anak stunting. 

“Setidaknya ada 4 jenis pemeriksaan yang harus dilakukan oleh Catin, antara lain Berat Badan (BB) , Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah”

Selain itu, pasangan usia subur juga dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan jarak kelahiran dengan memperhatikan 4 Terlalu (4T), jangan terlalu muda hamil (< 20 thn), jangan terlalu tua hamil (>35 tahun), jangan terlalu dekat jarak kehamilannya (min 3 tahun) dan jangan terlalu sering hamil (lebih dari 2).

Sementara Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, dr. Eka Wiratnaya yang turut hadir dalam bhakti sosial tersebut menyambut baik dilaksanakan kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat penting bagi kami sebagai akademisi, di mana menjadi salah satu jenis  pengabdian masyarakat yang menjadi tri dharma perguruan tinggi. Dan tentunya juga dapat  meningkatkan kompetensi mahasiswa kami” Ujarnya. 

Lebih lanjut dr. Eka juga berharap semoga kegiatan ini dapat diagendakan secara rutin dan  berkesinambungan sehingga ke depannya semakin banyak dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat dan sudah tentunya setelah lulus mahasiswa ini dapat langsung menjalankan tugasnya di masyarakat. 

Sementara Prisilia Brigita, salah satu mahasiswa yang ikut dalam kegiatan ini merasakan banyak sekali manfaat yang didapat. Sebelumnya Prisilia sudah mendapatlan pelatihan materi selama 2 (dua) hari, dan saat ini langsung praktek pemasangan IUD dan implant. 

“Sangat senang bisa terlibat dalam bhakti sosial ini, sehingga saya bisa  praktek memasang IUD dan Implant”. 

Kegiatan bhakti sosial ini digelar di 3 lokasi, yaitu di Desa Loloan Timur, Desa Sanggar Agung dan Desa Air Kuning. Jumlah peserta yang dilayani sebanyak 45 akseptor,  antaranya pelayanan IUD 7 dan Implan sebanyak 38 peserta. Kegiatan serupa akan dilaksanakan kembali pada 12 dan 18 April 2022.