Meski Kasus di Bawah Rata-rata Nasional BKKBN Bali Fokus Penurunan Stunting bersama Stakeholder

Kasus stunting di Bali sejumlah 10,9 persen. Angka ini memang jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 24,4 persen. Namun Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bali tidak mau terlena dan terus mengejar target penurunan stunting hingga 4 persen. 

Salah satu upaya yang dilakukan yakni meningkatkan sinergi dengan seluruh stakeholder atau lintas instansi. Program tersebut direalisasikan lewat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana Provinsi Bali Tahun 2022, di Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Bali, Senin (28/3).

Stakeholder yang digandeng, di antaranya rumah sakit, instansi pendidikan, Majelis Desa Adat (MDA), hingga Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Sinergi diperkuat dengan penandatanganan kerja sama semua pihak guna bersama-sama mencegah stunting di Bali. 

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, MARS., M.For., menyampaikan, walaupun Bali paling rendah angka stuntingnya di banding provinsi lain, bukan berarti bersantai. Tapi harus tetap waspada jangan sampai meningkat. 

“Jadi sinergitas antara swasta, masyarakat, dan lintas sektoral harus terus berkolaborasi dan berkelanjutan. Kita tetap waspada, jangan sampai meningkat” ujar pemilik sapaan akrab Luh De ini. 

Peran desa adat di Bali, kata Luh De, juga sangat strategis dalam menyukseskan program ini.  “Jadi makin cepat gerakkannya, karena masuk ke semua lini. Kalau sudah adat yang berbicara, terutama yang beragama Hindu skrining kesehatan tiga bulan sebelum menikah diharapkan akan terlaksana,” jelasnya.

Dia menambahkan, skrining kesehatan tiga bulan sebelum menikah untuk meyakinkan bahwa saat akan hamil dalam keadaan sehat. “Kalau tidak sehat berisiko melahirkan anak stunting,” imbuhnya. 

Pada kesempatan yang sama, Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono menyampaikan, perlu kerjasama semua stakeholder dalam mengentaskan stunting. 

“Perlu aklerasi dan inovasi inovatif dengan skema pentahelik untuk membangun program bangga kencana,” pungkas dia.