“Tentang Kita” Ajak Remaja Cegah Stunting
Denpasar, BKKBN Bali
Jumlah remaja zilineal di Indonesia mendominasi piramida penduduk yaitu sebesar 27,94% dari total jumlah penduduk. Data ini menunjukkan potensi besar bagi negara sebagai motor penggerak bangsa menuju generasi emas di tahun 2045. Saat ini kebanyakan Remaja memiliki pengetahuan tetapi kurang memiliki karakter yang baik sehingga sebagian dari mereka terlibat dalam aksi tawuran, vandalisme dan kenakalan remaja lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan Perwakilan BKKBN Provinsi Bali agar remaja mimilki ketahanan adalah peningkatan karakter melalui program Ketahanan Remaja dengan melaksanakan Workshop Tentang Kita bagi Pengelola Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja di Hotel Grand Inna Bali Beach Denpasar, Selasa (12/4).
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih dalam arahannya dalam pertemuan menyampaikan bahwa untuk mewujudkan remaja yang berketahanan, BKKBN melaksanakan Program GenRe (Generasi Berencana) dalam upaya untuk penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, sehingga mampu merencanakan kehidupannya dari pendidikan, pekerjaan serta menikah sesuai siklus kesehatan reproduksi. GenRe ditujukan bagi remaja (10-24) tahun.
Dalam lingkungannya remaja dihadapkan dengan berbagai permasalahan, jika tidak mempunyai ketahanan, maka akan jatuh ke dalam pergaulan yang salah, seperti narkoba, menikah dini, seks bebas.
“Untuk itu Program GenRe sangat penting peranannya untuk membentengi remaja dari pergaulan yang salah”
dr. Luh De menambahkan selain pergaulan yang salah, saat remaja dihadapkan dengan isu stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbung pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama, sejak bayi dalam kandungan sampai berusia 2 tahun.
“Stunting tidak dapat diobati, namu dapat dicegah mulai dari remaja.” Ujarnya.
Remaja memegang peranan penting dalam pencegahan stunting, melalui perencanaan berkeluarga, yang menjadi program pokok dan GenRe. Pencegahan ini dapat dilakukan salah satunya melalui penerapan pola makan yang seimbang sejak remaja.
“Stunting adalah masalah gizi, kalau remaja pola makannya tidak sehat, maka akan beresiko melahirkan anak stunting” tambahnya.
Selain itu dijelaskan remaja yang akan memasuki kehidupan berkeluarga nantinya diharapkan dapat melakukan skrining Kesehatan 3 bulan sebelum menikah melalui aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) yang telah diluncurkan oleh BKKBN.
“4 hal yang wajib diperiksa adalah Berat Badan (BB), Tinggi Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan kadar hemoglobin dalam darah (Hb)” jelasnya.
Sementara itu salah satu peserta kegiatan, Nyoman Wardana yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Badung menyampaikan antusiasnya dalam kegiatan tersebut. Sebagai perwakilan remaja, pihaknya nanti akan ikut menyebarluaskan materi yang didapatkan kepada masyarakat, khususnya remaja melalui berbagai forum yowana di wilayahnya.