ANGKA STUNTING TINGGI DI NUSA PENIDA, WABUP KLUNGKUNG KERAHKAN TIM
Wakil Bupati Klungkung menyampaikan angka stunting di Nusa Penida menjadi penyumbang tingginya angka kasus stunting di Gumi Serombotan. Berdasarkan data Survey Status Gizi dan Kesehatan (SSGI), angka stunting di Kabupaten Klungkung pada tahun 2021 mencapai 15,4%. Karena itu, Wabup Klungkung, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Klungkung mengerahkan seluruh tim untuk bekerja bersama-sama menuju Klungkung Bebas Stunting.
Demikan disampaikan Wakil Bupati Klungkung, I Wayan Kasta saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Kecamatan dan Monitoring Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Nusa Penida pada Jumat, 1 Juli 2022. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Camat Nusa Penida, kepala Dinas Kesehatan Kab. Klungkung, Kepala Dinas PMDPPKB Kab. Klungkung dan Perbekel se-kecamtan Klungkung.
Wabup Kasta mengajak tim untuk menyatukan tekad, guna mempercepat penurunan stunting. “Kami telah membentuk tim percepatan penurunan stunting, data pasti sudah kita miliki, cara mengatasi sudah dirancang, sekarang tugas kita adalah satukan pikiran dan kerja bersama-sama untuk mengatasi permasalahan stunting ini,” ujar Wabup Kasta.
Kegiatan dilanjutkan dengan Peninjauan langsung ke keluarga beresiko stunting. Ada tiga keluarga yang dikunjungi dari desa Batununggul, Desa Kutampi dan Desa Ped.
Saat peninjauan, I Wayan Kasta menyampaikan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, penyebab utama terjadinya stunting di Nusa Penida adalah karena faktor sanitasi.
“Kita sudah meninjau langsung, dapat kita lihat bahwa kasus stunting ini disebabkan karena kurangnya sanitasi. Keluarga tidak punya jamban, tidak tersedianya air bersih. Untuk itu kami akan melaporkan kepada bupati hasil peninjauan ini dan mengerahkan lintas sektor terkait untuk penangannya” Ujarnya.
Selain meninjau dan melihat secara langsung faktor-faktor penyebab stunting, Wabup Kasta bersama tim juga memberikan bantuan berupa sembako dan PMT kepada keluarga dengan resiko stunting.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, menjelaskan monitoring ini penting dilaksanakan. Tujuannya untuk mengevaluasi pelaksanaan tugas percepatan penurunan stunting di Kabupaten Klungkung yang diawali di Kecamatan Nusa Penida. “Target kami untuk Provinsi Bali harus menurunkan prevalensi stunting menjadi 6,51 persen pada tahun 2024,” ujar Sukardiasih.
Upaya tersebut dilakukan dengan meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran percepatan penurunan stunting yang meliputi remaja, calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 sampai 59 bulan.