Pengentasan Stunting Jadi Salah Satu Program Prioritas Desa Mengani

KBRN, Bangli: Pengentasan stunting menjadi salah satu program preoritas Desa Mengani, Kecamatan Kintamani, Bangli. Perbekel Mengani, I Ketut Armawan mengatakan, terdapat dua kasus stunting dari sebelumnya 18 data yang terindikasi di Desa Mengani.

Ia mengatakan, fenomena stunting patut diantisipasi untuk memastikan tumbuh dan kembang anak optimal sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terjaga.

“Kami memasukkan program ini sebagai prioritas. Desa telah menganggarkan untuk memberikan perhatian terhadap gizi masyarakat yang digaris kemiskinan. Melalui kader dari Posyandu juga kami libatkan untuk mengedukasi,” terang Armawan, pada kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Desa Mengani, Jumat (22/7/2022) sore.

Perbekel Mengani, I Ketut Armawan menyebut komitmen desa dalam pengentasan stunting patut dikawal bersama.

Dalam agenda kunjungan kedua Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali, Anggota Komisi IX DPR-RI Dapil Bali, Kariyasa Andyana mengatakan, pihknya telah sinergi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menekan dan mencegah fenomena stunting di Provinsi Bali.

Anggota Komisi IX DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan itu mendorong agar peran serta posyandu di masing-masing desa dioptimalkan serta memaksimalkan partisipasi Tim Penggerak PKK (TP-PKK) menjadi basis edukasi pencegahan stunting. Tak berhenti disana, Kariyasa Andyana juga berjanji bakal mendorong pemerintah untuk merealisasikan pemenuhan kebutuhan gizi kepada ibu hamil dan balita.

“Kami akan anggarkan itu. Nantinya bantuan makanan tambahan pemenuhan gizi kita wujudkan berupa biscuit atau susu menyasar desa-desa yang angka stuntingnya masih tinggi. Termasuk di sejumlah desa di Bangli,” tegasnya saat hadir di Wantilan Desa Mengani.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana (PMD-PPKB) Bangli, Dewa Agung Putu Purnama yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan, data stunting berdasarkan hasil operasi timbang bulan Pebruari tahun 2022 ada dibawah rata-rata prevalensi stunting Provinsi Bali. Dirinya mengklaim angka stunting sebesar 4.62 persen dari 13175 kelahiran bayi.

“Angka ini dibawah rata-rata stunting provinsi. Kedepan kami bakal terus upayakan pencegahan dan penanganan. Masyarakat harus sadar bahwa stunting bukan penyakit. Kami ingatkan juga stunting bisa muncul pra kehamilan. Jadi tiga bulan sebelum merencanakan kehamilan ibu harus diperhatikan gizinya,” terangnya.

Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali di Kabupaten Bangli sebelumnya juga menyasar Desa Daup. Sosialisasi juga dilakukan melalui edukasi dengan penampilan kesenian bondres, sehingga mudah dipahami masyarakat.