Kampanye Penurunan Stunting di Desa Patas, Buleleng TP PKK Bali Siap Berkontribusi Maksimal
DENPASAR-BKKBN Bali
Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali berlanjut di Desa Patas, Gerokgak, Buleleng, Sabtu (13/8), bertempat di GOR desa setempat.
Berbeda dengan sebelumnya, acara yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional serta Komisi IX DPR RI ini dihadiri langsung Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster.
Berdasarkan studi status gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Provinsi Bali pada tahun 2021 tercatat sebesar 10,9%, di bawah rata-rata nasional yang ditentukan sebesar 14%. Bali menargetkan, angka stunting pada tahun 2024 turun menjadi 6,15 persen.
Guna mencapai target tersebut,
Ny. Putri Koster menyelipkan edukasi pencegahan stunting. Menurutnya, upaya pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini. Untuk itu, remaja putri yang akan menjadi calon ibu diingatkan memperhatikan pola makan karena hal itu nantinya akan sangat berpengaruh pada masa kehamilan.
Selain menjaga asupan makanan, kalangan remaja putri juga diingatkan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bermain gadget. “Selain menyita waktu dan menjadi kurang produktif, radiasi gadget juga dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan reproduksi,” kata Putri Koster.
Ditambahkannya, asupan gizi yang kurang seimbang pada masa remaja bisa memicu anemia atau Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada masa kehamilan.
“Jangan sering diberi makanan instan. Lebih baik kalau ibu-ibu meluangkan waktu memasak makanan untuk anak-anak,” pesannya. Khusus kepada ibu hamil, ia minta agar mereka memeriksakan kandungan minimal 5 kali selama masa kehamilan.
Putri Koster bakal menggerakkan seluruh kader PKK mulai dari tingkat provinsi hingga kelompok dasa wisma. Ia yakin, TP PKK yang memiliki struktur organisasi terlengkap mampu memberi sumbangsih nyata dalam program edukasi pencegahan stunting hingga ke pelosok.
Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN Ir. Mila Rahmawati menyampaikan bahwa lembaganya diberi tugas yang sangat penting karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia.
Menurutnya bukan hal yang mudah, namun dengan dukungan berbagai pihak, ia yakin tugas ini bisa dilaksanakan dengan baik. Dalam kaitan mencegah stunting, ia mengingatkan agar para Ibu memberi asupan gizi yang seimbang bagi buah hati mereka.
“Luangkan waktu untuk memasak, jangan habiskan waktu untuk hal tak penting seperti selfie,” pesannya. Tak hanya itu, pencegahan stunting juga perlu dilakukan menjelang kehamilan dan saat anak dalam kandungan. Untuk persiapan menjelang kehamilan, ia merekomendasikan pasangan calon pengantin (Catin) melakukan skrining kesehatan menjelang pernikahan. Untuk itu, BKKBN telah meluncurkan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (ELSIMIL).
ELSIMIL adalah aplikasi skrining dan pendampingan untuk calon pengantin. Setiap pasangan Catin akan mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berada di Desa/Kelurahan yang sama dengan wilayah domisili Catin.
Tujuan aplikasi ELSIMIL adalah untuk melakukan deteksi dini terhadap kesehatan Catin untuk mitigasi risiko melahirkan bayi stunting. Mila Rahmawati berharap pasangan Catin memanfaatkan aplikasi ini menjelang pernikahan mereka.
Sementara itu Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana menegaskan pentingnya upaya penurunan angka stunting karena berkaitan dengan daya saing bangsa. Oleh sebab itu, Komisi IX memberi atensi yang besar terhadap upaya penurunan angka stunting. Sebagai wakil rakyat dari Bali, ia berkomitmen mendukung penuh upaya penurunan angka stunting di daerah ini.
Kampanye penurunan angka stunting juga diisi dengan paparan dari Kepala Perwakilan BKKBN Bali Ni Luh Gede Sukardiasih. Kegiatan ini melibatkan masyarakat Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Perbekel Patas I Kadek Sara Adnyana mengungkapkan sampai saat ini belum ditemukan kasus stunting di wilayahnya sehingga trend baik ini haris dijaga.