Setop ‘MBA’
DENPASAR, BKKBN BALI – Penyebab faktor stunting juga dipicu karena ‘married by accident’ (MBA), yakni hamil di luar nikah. Hal ini ditegaskan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih
“Nikah itu berencana. Kalau accindent kan tidak. Jadi setop MBA itu,” ujarnya kepada POS BALI di sela-sela FGD Audit Kasus dan Manajemen Stunting BKKBN di Zanoor Meeting Room, Swiss Bellresort Watu Jimbar, Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (25/8).
Pihaknya meminta untuk menghindari pernikahan dini hingga istilah ‘test drive’. Yakni hamil duluan baru dipersunting menjadi istri. “Jangan lah istilah ‘test drive’. Kayak mobil saja. Enak di cowok tak enak di cewek. Saya harap orang tua juga berperan untuk ikut mencegah ini,” jelasnya.
Dijelaskan, jika berencana maka akan bisa mengantisipasi masalah-masalah yang timbul saat berumah tangga. Bahkan, MBA ini bisa menimbukan kanker servik. Karena melakukan pernikahan di usia dini.
“Jangan melakukan sek diusia dini, kemudian hamil dan melakukan aborsi karena alasan sekolah. Kemudian belum tentu menikah dengan pasangannya, dan ganti dengan pasangan yang lain. Walaupun saat menikah akan setia, tapi ada riwayat,” bebernya.
Sementara terkait FGD, Sukardiasih mengatakan bahwa ini untuk mencari kendala dan permasalahan dalam pencegahan stunting. Karena stunting menghambat kualitas generasi penerus bangsa.
“Upaya penurunan stunting ini untuk mempercepat realisasi persentase target yang telah ditetapkan. Target penurunan stunting di Provinsi Bali tahun 2024 diharapkan menjadi 6,15%,” jelasnya.
Sukardiasih menjelaskan, dari hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%, sedangkan di Provinsi Bali sebesar 10,9% yang sudah di bawah rata-rata nasional yang ditentukan 14%. “Kendati terendah, namun kita tidak boleh lengah,” tegasnya.
Dalam FGD ini hadir sebagai narasumber Ni Putu Eny Sulistyadewi dari AIPGI, Ida Ayu Eka Padmiani dari Persagi, I Gusti Lanang S dari IDDI, AAG Putra Wiradnyana dari POGI, dan Sad Yuli Prihartati dari Himpsi.