Penyuluhan KB lewat Media Sosial, Siaran dari Desa Merambah ke Seluruh Dunia

SEMULA I Ketut Astika Wijaya Giri ingin lebih mendekatkan diri kepada masyarakat di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. 

Pria yang akrab disapa Jero Tin ini tahu bahwa interaksi langsung dengan masyarakat merupakan kebutuhan mutlak dirinya sebagai seorang Penyuluh Keluarga Berencana (Penyuluh KB). Dirinya adalah “ujung tombak” dari program Bangga Kencana yakni Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana yang setiap harinya harus berinteraksi dengan orang-orang.

Jero Tin yang semula adalah seorang guru Geografi ini lalu memutar otak, bagaimana penyuluhan melalui tatap muka satu per satu itu lebih efektif.

Metode tatap muka selama ini ia lakukan melalui penyuluhan langsung. Ia mendatangi Individu ataupun kelompok yang menjadi sasaran, misalnya calon akseptor, akseptor KB, ibu hamil, Pasangan Usia Subur (PUS), remaja, keluarga yang memiliki Balita, para orang lanjut usia, tokoh formal maupun non formal, serta menghadiri rapat-rapat.

“Dahulu film KB sukses. Masyarakat berbondong-bondong menonton dan terhibur. Jadi saat ini penyuluhan KB juga harus dilakukan dengan menghibur, tapi dengan kemasan yang berbeda,” kata Jero Tin, kelahiran 31 Desember 1968 ini dalam perbincangan Sabtu (07/01/2023) siang di rumahnya yang asri di Desa Sepang. Letak geografis Desa Sepang berada di lembah dan diapit oleh perbukitan yang masyarakat setempat menyebutnya Bukit Sepang. 

Jero Tin lalu menemukan akal, penyuluhan mengikuti jaman adalah penyuluhan melalui media sosial. Ia mulai melakukan siaran di media sosial karena warga di Desa Sepang hampir 90 persen adalah pengguna gadget. 

Pria yang juga menjabat sebagai Koordinator PKB/PLKB di Kecamatan Busungbiu ini aktif melakukan penyuluhan melalui FB, Istragram, Snack Vidio, Tiktok yang diselingi dengan musik-musik yang sedang trend. 

Dari pengamatannya, masyarakat di wilayah binaannya tersebut sebagian besar pengguna Facebook, sehingga terbersit di pikirannya untuk menggunakan Facebook sebagai media penyuluhan. 

“Masyarakat lebih senang mendengar dan melihat langsung, dibandingkan membaca. Sehingga saya berpikir harus membuat konten yang bisa ditonton,” ujarnya.

Dari pemikiran itu akhirnya tercetuslah suatu program di Facebook yang diberi judul “Suara Bangga Kencana “ yaitu siaran FB Live yang menyuarakan tentang Bangga Kencana. 

“Ternyata siaran tersebut banyak digemari apalagi dalam siaran tersebut saya putarkan lagu-lagu permintaan pemirsa, melalui siaran tersebut Pemirsa bisa berinteraktif dgn saya. Dengan siaran itu orang Jadi lebih cepat tahu, lebih efektip dan bisa diikuti darimana saja, kapan saja,” cerita Jero Tn dengan penuh semangat.

Melalui “Suara Bangga Kencana” yang sudah dilakukan Jero Tin secara rutin, berhasil menggaet penggemar tidak hanya dari wilayah binaannya, tetapi juga seluruh pelosok negeri bahkan sampai ke luar negeri. 

Desa Sepang sendiri berpenduduk 1.350 Kepala Keluarga. Mayoritas penduduk desa yang dialiri Sungai Tukad Pulukang ini adalah petani kopi, kakao, dan tanaman keras lainnya. Dari 345 Balita yang tercatat di Posyandu setempat, terdapat 6 balita yang terindikasi stunting. 

Tokoh dan Artis Bali

Jero Tin menuturkan awal  mula menjadi seorang Penyuluh KB dan bergabung ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) karena amanah dari istrinya. 

Sebelumnya pada tahun 1980-an, Jero Tin adalah seorang guru yang mengajar Geografi di SMP di Desa Sepang. Lalu pada 1990 hingga 1996, Jero Tin menjadi kepala urusan di kantor desa setempat. Pada 1996 hingga 2014, Jero Tin menjadi sekretaris Desa.

“Saya menjadi Penyuluh KB awalnya atas permintaan almarhum istri saya. Semasa hidupnya, beliau sangat aktif dalam program KB. Sebagai PPKBD dan saat itu saya sebagai Sekretaris Desa. Dari situ saya lihat Program KB sangat mulia, membuat Keluarga Bahagia Sejahtera dan Berkualitas. Berbekal Amanah istri saya, akhirnya di tahun 2015 saya mengajukan mutasi ke Dinas PPKBPP-PA Buleleng sebagai PKB dan di tahun 2017 bergabung dengan BKKBN” ujar Jero Tin.

“Saya kerap siaran bersama para tokoh seperti Kepala Desa, artis Bali, pengusaha. Ini membuat penggemar saya menjadi meluas. Maksud di awala siaran ini hanya untuk wilayah kerja saya saja, namun ternyata siaran ini lebih luas lagi sampai seluruh dunia,” ujarnya.

Selain itu dirinya juga mengaku sering bertemu dengan warga di luar desanya dan mengaku sangat senang menonton Programnya di FB dan tidak jarang juga yang mengajak foto bersama. 

“Bahkan setelahnya ada yang mengundang saya untuk datang memberikan penyuluhan di desanya secara langsung” 

Jero Tin menambahkan BKKBN selaku institusi yang menaungi PKB/PLKB memberikan respon yang positif atas apa yang dilakukan. BKKBN Pusat telah mengapresiasi dengan ditunjuknya menjadi moderator dalam Program Obat Baper yang tayang di Rumah Baca PKB/PLKB. 

Jero Tin menceritakan sangat berbahagia, karena beberapa PKB/PLKB dari Indonesia sangat antusias dengan metode penyuluhan yang digunakannya, dan ada beberapa di antaranya yang belajar dan mengikuti jejaknya. 

“Ada teman dari Bengkulu, Kalimantan yang komunikasi dan sangat tertarik dengan program yang saya lakukan, dan mereka juga akhirnya  melakukan FB Live, IG, Tiktok” tambahnya.

Namun demikian Jero Tin mengaku tidak selamanya siarannya berjalan mulus. Terkadang beberapa kendala dihadapi dalam melakukan siaranya, terutama permasahan perangkat, dan yang pasti menjadi kendala utama adalah jaringan dan sinyal. 

Terakhir Jero Tin mengingatkan kepada PKB/PLKB di seluruh Indonesia agar selalalu berinovasi dalam melakukan penyuluhan, tidak hanya terpaku pada 1 (satu) metode saja, sehinggga mempercepat proses sosialisasian Program bangga Kencana.

“Kalau ada peluang mengapa tidak dimanfaatkan, Ayo bangkit bangun Keluarga Bangsa, dan Negara Menuju Keluarga Bahagia Sejahtra dan Berkualitas,” kata Jero Tin.

Jero Tin juga berpesan kepada masyarakat untuk dapat mengikuti siarannya melalui Facebook “Jro Tin Astika Giri”